Membangun Karakter Karyawan Sebagai Bagian Dari Perusahaan
Seseorang yang sukses dalam membangun karir belum tentu sukses dalam memimpin perusahaan. Karena antara karir dan kepemimpinan memiliki sisi yang berbeda. Kita sering melihat seseoarang yang karirnya cemerlang misalnya dalam memasarkan suatu produk, akan tetapi ketika dia diangkat menjadi coordinator yang membawahi beberapa orang karyawan pemasaran, ternyata hasil yang diperoleh tidak secemerlang jika dia menjalankan sendiri.
Terdapat dua hal yang sering dilupakan orang tentang bawahan. Yang pertama adalah bahwa kemampuan mereka tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Yang kedua adalah setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam mencapai suatu tujuan. Kita tidak bisa memaksakan cara yang kita lakukan kepada mereka. Kita juga tidak bisa menyamaratakan kemampuan kita dengan kemampuan mereka. Kita juga harus ingat bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dan tidak selamanya kita sebagai pimpinan dalam hal tertentu harus lebih baik dari bawahan, karena dalam hal tertentu bisa jadi bawahan labih baik dari kita.
Dalam teori kepemimpinan dibedakan antara boss dengan leader (pemimpin), pada intinya adalah boss selalu merasa dirinya sebagai orang yang paling benar. Sedangkan pemimpin lebih mementingkan efektivitas orang yang dipimpinnya. Tidak jarang bos sangat ditakuti oleh bawahan ketika mereka berhadapan, tetapi dia sangat dibenci dan sering jadi bahan cemooh ketika dia berada jauh dari bawahannya. Akan tetapi seorang pemimpin akan selalu disegani dan dihormati walaupun dia berada jauh dari bawahannya.
Efektivitas memimpin, sangat ditentukan oleh seberapa besar kemampuan seorang pemimpin dalam memahami bawahannya. Seberapa besar kemampuan pemimpin memotivasi bawahan agar mampu bergerak sesuai dengan arah yang benar. Dan seberapa besar kemampuan pemimpin dalam mengarahkan bawahan untuk mencapai tujuan.
Kita sering melihat seorang boss yang memarahi bawahan didepan orang banyak, hal ini menimbulkan efek negative. Karena akan menghilangkan rasa percaya diri karyawan menjadi hilang dan kecenderungan karyawan bermain aman, dalam pengertian dia akan berusaha menyenangkan bos agar tidak kena marah. Dan dia tidak peduli lagi apakah yang dilakukannya telah benar atau memberikan kontribusi kepada perusahaan atau tidak. Bagi karyawan yang sering kena marah, akan timbul kekebalan, dimana marahnya bos sudah menjadi hal yang biasa.
Sikap yang tepat dalam hubungan antara atasan dan bawahan adalah menjalin hubungan layaknya antara bapak dengan anak. Hubungan sebagai orang tua dengan anak, hubungan antar teman, tempat mengadu, tempat meminta bimbingan dan lain-lain.
Ada beberapa langkah efektive dalam menggiring karyawan agar mampu memahami dan bergerak menuju arah tujuan perusahaan. Pertama, mengutarakan semua aspek yang berkaitan dengan tujuan perusahaan, cara mencapainya serta alasan kenapa tujuan tersebut harus dicapai. Langkah kedua adalah meminta tanggapan dari karyawan tentang apa yang terdapat didalam benak mereka, sekaligus kita bisa mengetahui karakteristik dan cara kerja mereka. Dan yang terakhir adalah mengarahkan mereka ke tujuan yang harus dicapai.
Dalam menghadapi permasalahan karyawan harus mengutarakan kesulitan yang dihadapi, sebagai pimpinan berkewajiban untuk memberikan arahan dan solusi atas masalah yang diajukan oleh karyawan bawahannya. Ada beberapa cara untuk menemukan solusi permasalahan. Pertama pimpinan memberikan cara untuk menghadapi masalah. Yang kedua pimpinan meminta karyawan sendiri yang harus memutuskan solusi atas permasalahan.
Dan yang ketiga adalah pemimpin memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengutarakan pendapat, apabila pendapat tersebut dapat diterima oleh pimpinan, maka tidak ada salahnya soleusi diambil sesuai dengan pendapat karyawan tersebut. Tetapi apabila pendapat tersebut dapat memberikan ekses negative, maka pimpinan harus menjelaskannya kepada karyawan sehingga mereka mengerti dan mampu memahaminya. Kemudian pimpinan menyampaikan solusi yang tepat dan jelaskan kepada karyawan sehingga mereka mengerti dan mampu melaksanakannya.
Langkah berikutnya adalah monitor langkah yang telah diputuskan bersama dan jalin komunikasi yang baik, sehingga permasalahan bisa tuntas teratasi.
Karyawan bisa menjadi beban yang sangat berat dalam perusahaan, apabila pimpinan hanya memaksakan kehendak kepada karyawan dan dia tidak mau memahami karakteristik karyawan. Sering kali pimpinan tipe seperti ini, akan selalu merasa gusar dan tidak pernah puas akan kinerja yang dilakukan oleh karyawannya.
Akan tetapi apabila pimpinan memahami karakteristik karyawan dan dia mampu mengajak dan mengarahkan karyawannya, maka pekerjaan akan terasa ringan dan hasil yang dicapai akan sangat efektive. Disisi lain karyawan juga merasa nyaman bekerja karena pendapatnya dihargai oleh pimpinannya.
sumber : http://usahawansejati.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar