Blognya orang awam, yang iseng belajar komputer. yang penting ambil hikmahnya dan semoga bermanfaat.

Jumat, 21 September 2012

Rahasia - Rahasia Al-Qur'an

ALLAH MENAMBAHKAN NIKMATNYA
KEPADA ORANG-ORANG YANG BERSYUKUR

Setiap orang sangat memerlukan Allah dalam setiap gerak kehidupannya. Dari udara untuk
bernafas hingga makanan yang ia makan, dari kemampuannya untuk menggunakan tangannya
hingga kemampuan berbicara, dari perasaan aman hingga perasaan bahagia, seseorang benar-benar
sangat memerlukan apa yang telah diciptakan oleh Allah dan apa yang dikaruniakan kepadanya.
Akan tetapi kebanyakan orang tidak menyadari kelemahan mereka dan tidak menyadari bahwa
mereka sangat memerlukan Allah. Mereka menganggap bahwa segala sesuatunya terjadi dengan
sendirinya atau mereka menganggap bahwa segala sesuatu yang mereka peroleh adalah karena hasil
jerih payah mereka sendiri. Anggapan ini merupakan kesalahan yang sangat fatal dan benar-benar
tidak mensyukuri nikmat Allah. Anehnya, orang-orang yang telah menyatakan rasa terima kasihnya
kepada seseorang karena telah memberi sesuatu yang remeh kepadanya, mereka menghabiskan
hidupnya dengan mengabaikan nikmat Allah yang tidak terhitung banyaknya di sepanjang hidupnya.
Bagaimanapun, nikmat yang diberikan Allah kepada seseorang sangatlah besar sehingga tak seorang
pun yang dapat menghitungnya. Allah menceritakan kenyataan ini dalam sebuah ayat sebagai
berikut:

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat
menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (Q.s. an-Nahl: 18).



Meskipun kenyataannya demikian, kebanyakan manusia tidak mampu mensyukuri
kenikmatan yang telah mereka terima. Adapun penyebabnya diceritakan dalam al-Qur’an: Setan,
yang berjanji akan menyesatkan manusia dari jalan Allah, berkata bahwa tujuan utamanya adalah
untuk menjadikan manusia tidak bersyukur kepada Allah. Pernyataan setan yang mendurhakai Allah
ini menegaskan pentingnya bersyukur kepada Allah:

“Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari
kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka
bersyukur. Allah berfirman, ‘Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi
terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan
mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya’.” (Q.s. al-A‘raf: 17-8).


Dalam pada itu, orang-orang yang beriman karena menyadari kelemahan mereka, di hadapan
Allah mereka memanjatkan syukur dengan rendah diri atas setiap nikmat yang diterima. Bukan
hanya kekayaan dan harta benda yang disyukuri oleh orang-orang yang beriman. Karena orangorang
yang beriman mengetahui bahwa Allah adalah Pemilik segala sesuatu, mereka juga bersyukur
atas kesehatan, keindahan, ilmu, hikmah, kepahaman, wawasan, dan kekuatan yang dikaruniakan
kepada mereka, dan mereka mencintai keimanan dan membenci kekufuran. Mereka bersyukur
karena telah dibimbing dalam kebenaran dan dimasukkan dalam golongan orang-orang beriman.
Pemandangan yang indah, urusan yang mudah, keinginan yang tercapai, berita-berita yang
menggembirakan, perbuatan yang terpuji, dan nikmat-nikmat lainnya, semua ini menjadikan orangorang
beriman berpaling kepada Allah, bersyukur kepada-Nya yang telah menunjukkan rahmat dan
kasih sayang-Nya.
Sebagai balasan atas kesyukurannya, sebuah pahala menunggu orang-orang yang beriman. Ini
merupakan rahasia lain yang dinyatakan dalam al-Qur’an; Allah menambah nikmat-Nya kepada
orang-orang yang bersyukur. Misalnya, bahkan Allah memberikan kesehatan dan kekuatan yang
lebih banyak lagi kepada orang-orang yang bersyukur kepada Allah atas kesehatan dan kekuatan
yang mereka miliki. Bahkan Allah mengaruniakan ilmu dan kekayaan yang lebih banyak kepada
orang-orang yang mensyukuri ilmu dan kekayaan tersebut. Hal ini karena mereka adalah orangorang
yang ikhlas yang merasa puas dengan apa yang diberikan Allah dan mereka ridha dengan
karunia tersebut, dan mereka menjadikan Allah sebagai pelindung mereka. Allah menceritakan
rahasia ini dalam al-Qur’an sebagai berikut:

“Dan ketika Tuhanmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.” (Q.s. Ibrahim: 7)


Mensyukuri nikmat juga menunjukkan tanda kedekatan dan kecintaan seseorang kepada
Allah. Orang-orang yang bersyukur memiliki kesadaran dan kemampuan untuk melihat keindahan
dan kenikmatan yang dikaruniakan Allah. Rasulullah saw. juga menyebutkan masalah ini, beliau
saw. bersabda:

“Jika Allah memberikan harta kepadamu, maka akan tampak kegembiraan pada dirimu
dengan nikmat dan karunia Allah itu.


Dalam pada itu, seorang kafir atau orang yang tidak mensyukuri nikmat hanya akan melihat
cacat dan kekurangan, bahkan pada lingkungan yang sangat indah, sehingga ia akan merasa tidak
berbahagia dan tidak puas, maka Allah menjadikan orang-orang seperti ini hanya menjumpai
berbagai peristiwa dan pemandangan yang tidak menyenangkan. Akan tetapi Allah menampakkan
lebih banyak nikmat dan karunia-Nya kepada orang-orang yang ikhlas dan memiliki hati nurani.
Bahwa Allah menambah kenikmatan kepada orang-orang yang bersyukur, ini juga merupakan
salah satu rahasia dari al-Qur’an. Bagaimanapun harus kita camkan dalam hati bahwa keikhlasan
merupakan prasyarat agar dapat mensyukuri nikmat. Jika seseorang menunjukkan rasa syukurnya
tanpa berpaling dengan ikhlas kepada Allah dan tanpa menghayati rahmat dan kasih sayang Allah
yang tiada batas, tetapi rasa syukurnya itu hanya untuk menarik perhatian orang, tentu saja ini
merupakan ketidakikhlasan yang parah. Allah mengetahui apa yang tersimpan dalam hati dan
mengetahui ketidakikhlasannya tersebut. Orang-orang yang memiliki niat yang tidak ikhlas bisa saja
menyembunyikan apa yang tersimpan dalam hati dari orang lain. Tetapi ia tidak dapat
menyembunyikannya dari Allah. Orang-orang seperti itu bisa saja mensyukuri nikmat ketika tidak
menghadapi penderitaan. Tetapi pada saat-saat berada dalam kesulitan, mungkin mereka akan mengingkari
nikmat.
Perlu diperhatikan, bahwa orang-orang mukmin sejati tetap bersyukur kepada Allah sekalipun
mereka berada dalam keadaan yang sangat sulit. Seseorang yang melihat dari luar mungkin melihat
berkurangnya nikmat pada diri orang-orang yang beriman. Padahal, orang-orang beriman yang
mampu melihat sisi-sisi kebaikan dalam setiap peristiwa dan keadaan juga mampu melihat kebaikan
dalam penderitaan tersebut. Misalnya, Allah menyatakan bahwa Dia akan menguji manusia dengan
rasa takut, lapar, kehilangan harta dan jiwa. Dalam keadaan seperti itu, orang-orang beriman tetap
bergembira dan merasa bersyukur, mereka berharap bahwa Allah akan memberi pahala kepada
mereka berupa surga sebagai pahala atas sikap mereka yang tetap istiqamah dalam menghadapi ujian
tersebut. Mereka mengetahui bahwa Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kekuatannya. Sikap istiqamah dan tawakal yang mereka jalani dalam menghadapi
penderitaan tersebut akan membuahkan sifat sabar dan syukur dalam diri mereka. Dengan demikian,
ciri-ciri orang yang beriman adalah tetap menunjukkan ketaatan dan bertawakal kepada-Nya, dan
Allah berjanji akan menambah nikmat kepada hamba-hamba-Nya yang mensyukuri nikmat-Nya,
baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar